BOIKOT PRODUK-PRODUK ISRAEL

on Jumat, 04 Juni 2010


Dan berpeganglah kamu sekalian pada agama Allah, dan janganlah bercerai berai dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah memepersatukan hatimu lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada pada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyalamatkanmu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat_Nya kepadamu, agar kamu medapat petunjuk.”
(Q.S. Al-Imron: 103)

Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah SWT, beberapa hari ini gencar kita dengar dari berbagai media, yang memberitakan kebiadaban bangsa Israel. Di mana tentara Israel telah melakukan sebuah kejahatan kemanusiaan, sebuah kesombongan dan keangkuhan yang tiada tara. Israel dengan segala keangkuhannya dan kepongahannya melalakukan bombardier pada kapal Marvi Marmara yang membawa 500 relawan  aktivis kemanusiaan  dari seluruh dunia dan lebih dari 10 ton bantuan untuk saudara-saudara kita di Gaza. Yang menimbulkan korban yang tentu saja berasal dari pihak kapalrelawan kemanusiaan. Di antaranya ada saudara-saudara kita dari Indonesia, yaitu aktifis MER-C dan Sahabat Al-Aqsa yang pula menjadi korban kebiadaban ini. Sebanyak 16 saudara kita syahid, 50  luka-luka, serta nasib ke-12 WNI yang ada di sana belum juga diketahui.

Selain itu, Israel (bersama Mesir) melakukan blockade terhadap jalur Gaza yang di dalamnya terdapat saudara-saudara kita yang kelaparan, sakit, ketakutan, dan kedinginan. Tentu saja blockade ini semakin mempersulit akses masuknya bantuan ke Jalur Gaza. Israel sengaja melakukan ini untuk membuat rakyat Gaza menderita. Israel sengaja melakukan ini sebagai upaya memuluskan niatannya dalam menguasai bumi Al-Quds. Israel bermaksud mengusir rakyat palestina dari rumah-rumah mereka sendiri. Israel bermaksud mengusir saudara-saudara kita di Palestina dari tanah kelahiran mereka.

Ingatlah firman Alla SWT dalam Q.S. Al-Baqoroh: 120, yang artinya, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”

Sebagai sesama muslim, sebagaimana yang terkandung pada Q.S. Ali-Imron: 103 yang tersebut pada permulaan tulisan ini, kita adalah saudara, kita adalah satu tubuh. Jika ada satu anggota tubuh yang sakit, maka yang lainpun ikut merasa sakit. Jika saudara-saudara kita di Palestina sana diperlakukan secara dzolim oleh musuh-musuh Islam, sudah sepantasnya kita ikut memberikan pembelaan terhadap mereka.

Israel, adalah bangsa yang memang sudah dilaknat oleh Allah SWT hingga ahir zaman nanti. Sebagaimana dinash dalam Al-Quran: Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". (Q.S. Al-Baqoroh: 65)
Juga pada ayat lain disebutkan: Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik”. (Q.S. Al-Baqoroh: 59)

Lalu yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apa yang harus kita lakukan untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina? Ada banyak hal yang bias kita lakukan, salah satunya adalah dengan melakukan pemboikotan terhadap produk –produk mereka.

Syeikh Yusuf al Qaradhawi, Pemimpin Persatuan Ulama Kaum Muslimin Internasional, mengatakan,”Telah jelas disebutkan di dalam Al Qur’an, Sunnah maupun ijma ulama bahwa jihad membebaskan negeri Islam terhadap orang-orang (musuh) yang memerangi dan mendudukinya adalah kewajiban yang mulia kepada penduduk negeri terlebih dahulu kemudian kepada seluruh kaum muslimin yang berada disekitar mereka apabila mereka—penduduk yang diperangi—tidak sanggup menghadapi musuh sehingga jihad ini mencakup seluruh kaum muslimin.”

Beliau juga nengatakan bahwa bagian dari jihad di bidang ekonomi adalah dengan melakukan pemboikotan berbagai produk Israel dan Amerika, hal ini merupakan kewajiban umat.

Pada kesempatan yang lain beliau menyebutkan,” Sesungguhnya pemboikotan ini merupakan salah satu senjata di dalam peperangan baik pada masa dahulu maupun sekarang. Hal ini pernah digunakan oleh orang-orang musyrik saat memerangi Nabi SAW dan para sahabatnya yang menyebabkan penderitaan bagi kaum muslimin.. Untuk itu kita menggunakan senjata ini dalam memerangi musuh-musuh agama dan umat kita sehingga mereka merasakan bahwa kita ini masih hidup, umat ini belum mati dan tidak akan pernah mati.”

Beliau melanjutkan, ”Di dalam pemboikotan ini terdapat makna lain selain makna dari aspek ekonomi, yaitu sebagai pendidikan kembali buat umat agar membebaskan diri mereka dari penyembahan terhadap produk-produk yang berasal dari selain kaum muslimin dan menyebabkannya kecanduan dengan barang-barang yang tidak membawa manfaat bahkan banyak darinya yang membahayakan…. Pemboikotan juga merupakan pernyataan ukhuwah islam, kesatuan umat dan kita tidak akan pernah mengkhianatai saudara-saudara kita yang terus menjadi korban setiap harinya dikarenakan pemberian saham keuntungan kita buat musuh-musuh mereka. Pemboikotan ini merupakan warna lain dari perlawanan tidak langsung demi mendukung perlawanan langsung yang dilakukan saudara-saudara kita di bumi paa nabi, bumi jihad.”

Fatwa yang sama juga dikeluarkan oleh 70 ulama Sudan yang mewajibkan seluruh kaum muslimin untuk mengambil peranan terhadap permasalahan ini (Palestina) dengan menggunakan seluruh sarana yang ada yang diawali dengan pemboikotan terhadap produk-produk Amerika dan Israel, dikarenakan beberapa hal berikut :


1. Firman Allah SWT

إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ


Artinya : “Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah : 9)


2. Ketetapan Nabi saw terhadap Tsumamah bin Atsal yang mengatakan kepada orang-orang Quraisy,”Demi Allah, tidak akan pernah sampai kepada kalian biji-bij gandum sebelum mendapatkan izin dari Rasulullah saw.”

3. Firman Allah SWT

Artinya : “dan ( bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri.” (QS. Asy Syu’ara : 39)

Sebagaimana diketahui bahwa orang-orang Amerika telah melakukan banyak kezhaliman, menguasai negeri-negeri islam serta para penduduknya…

4. Ijma para ulama akan diharamkannya mengambil manfaat dari orang-orang kafir yang memerangi kaum muslimin. (www.meshkat.net)

Para ulama Sudan ini menyatakan bahwa diharamkan bagi setiap muslimin untuk membeli produk-produk Amerika dan Israel, baik berupa makanan. minuman, pakaian maupun berbagai peralatan lainnya. Barangsiapa yang melakukannya maka sungguh ia telah membantu orang-orang kafir dan juga membantu mereka dalam memerangi saudara-saudaranya kaum muslimin dan orang itu telah terkena dosa besar.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Syeikh al Qaradhawhi yang mengatakan bahwa setiap muslim yang membeli produk-produk Israel maupun Amerika padahal ia memiliki alternatif lain terhadap produk-produk itu dari negara-negara lainnya maka sungguh ia telah jatuh kedalam hal yang diharamkan dan terkena dosa yang nyata disisi Allah SWT dan kehinaan di antara manusia.

Wallahu A’lam


Change to be The Better

on Rabu, 26 Mei 2010

Masa lalu bukanlah milik kita lagi..
Demikian pula dengan masa depan,
yang belum tentu menjadi milik kita.
Yg penting untuk kita lkukan adalah bagaimana sikap kita tehadap masa lalu kita,
sebagai pembelajaran bagi kita untuk berbuat lebih baik di masa yang akan datang.


Bolehlah kita memiliki masa lalu yg 'kelam',
asalkan kita bisa mengambil i'tibar dari itu semua.
Bukannya malah terus-menerus terkungkung, terperangkap dalam dimensi itu.
kita harus mampu melepaskan diri dari jerat2 masa lalu dan bayang2 rasa bersalah akan tindakan2 'bodoh' kita saat itu.

Belajar dari kesalahan2 kita di masa itu,
dan bertaubat nasuha,
ber'azzam (bertekad kuat) untuk  tidak mengulangi perbuatan2 buruk Qt,
menjauhi hal2 yg bisa kembali mjerumuskan kita kepadanya,
serta selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas amal sholeh kita, adalah hal yang paling baik yang harus kita lakukan.
Allah swt berfirman,
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri."
(QS. Al Baqarah: 222)

Kita harus mampu membuat perubahan dalam diri kita menuju kearah yang lebih baik, bagaimanapun beratnya. Karena sebaik2nya orang bukan berarti adalah orang yang tiada pernah berbuat kesalahan, tapi adalah orang yang bisa menyadari kesalahan2 yang telah dia lakukan, memperbaikinya, serta tidak lagi mengulangi kesalahan2 tsb. Dan yang paling penting adalah dia mampu menjadikan kesalahan2 itu sebagai guru untuk  selanjutnya menjadi diri yang lebih baik dan lebih baik lagi..
" Orang yg hari ini keadaannya lebih baik dari hari kemarin adalah orang yg beruntung.Orang yg hari ini keadaannya sama saja dg hari kemarin adalah orang yg rugi. Orang yg hari ini keadaannya lebih buruk dibandingkan dg hari kemarin adalah orang yg celaka." (Al-Hadist)

Maka darh itu, marilah kita bersegera untuk memperbaiki diri kita.
Jangan sampai kita menunda-nunda niatan kita untuk  berubah..
Karena kita tak tahu,
sampai kapan Allah swt mengamanatkan kehidupan ini kepada kita.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu." (QS. Ali 'Imran: 133)

Semoga Qt termasuk orang2 yg benar2 berserah diri kepadaNYA. Insyaallah.

Indahnya Sebuah Kebersamaan

Indahnya sebuah kebersamaan yang terjalin karenya cinta-Nya... Bersama dalam ketaatan dan kepasrahan pada Allah swt. Bersatu dalam menegakkan dakwah Islam dan kalimat Allah di bumi ini.

Valentine Day: Sebuah Tinjauan dalam Paradigma Islam

 Valentine Day. Hmmmm... sudah sering kita dengar,, atau bahkan mungkin kita pula ikut marayakannya. emmmm... lalu sebenarnya bagaimana sih pandanagan Islam terhadap 'Harinya Pak Valentine' ini? Hmmmmm.... simak aja deh tulisan ane berikut ini. Barangkali bisa sedikit mencerahkan....

 *******
 
Valentine Day. Hari kasih-sayang (katanya sich..). Hari di mana kita mengungkapkan dan mencurahkan kasih sayang kita pd orang-orang2 yang kita cintai. Valentine Day (VD) biasanya diperingati pada tgl 14 Feb ruaritiap tahunnya oleh kebanyakan kaum muda mudi di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Tak jelas, kapan persisnya tradisi ini mulai masuk ke Indonesia dan bagaimana sejarahnya.

Ada beberapa versi menyebutkan, VD bermula dari perayaan keagamaan umat Nasrani untuk memperingati keruntuhan Islam di Spanyol yg runtuh pada 14 Februari 1492. Dinamakan har kasih sayang karena mereka menganggap Islam sebagai agama pembawa kedzaliman..!
Versi laen menyebutkan bhw VD, yg dikaitkan dg pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi Kuno, diadakan guna memperingati kematian St.Valentine.

Dari itu semua, jelas sudah bahwa tradisi ini bukanlah berasal dari ajaran Islam, melaikan datangnya dari agama Nasrani. Kita sebagai seorang muslim, HARAM hukumnya ikut2an merayakannya. Jika kita ikut2an merayakannya berarti kita termasuk golongan agama tsb. Rasulullah SAW telah bersabda, "Barang siapa yg meniru perbuatan suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tsb." (HR.Tirmidzi). Sementara agama yg diridhoi Allah SWT hanyalah Islam. Innaddinna indallahil islam. Allah SWT berfirman, "Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat kelak termasuk orang2 yang rugi" (Q.S. Ali Imron: 86)

Selain itu, perayaan VD tiadalah dicontohkan oleh Rasul dan para sahabatnya. Islam hanya membolehkan pengikutnya merayakan dua hari raya saja, yaitu Idul Fitri dan Idul Qurban. Selebihnya tidak boleh. Mengada-adakan perayaan terhadap hari2 tertentu (selain yg dicontohkan tsb) adalah bid'ah, bid'ah itu sesat, dan kesesatan akan membawa Qt kepada Neraka. Na'udzubillah.

Perlu diingat, bahwa perayaan VD sarat akan kemudhorotan, kemaksiatan, dan pemborosan. VD dijadikan ajang muda mudi untuk berkumpul, pesta pora di tempat2 hiburan, pelampiasan nafsu syahwat, dan beragam kemaksiatan lain.

Maka dari itu, sebagai umat muslim, haram hukumnya ikut merayakan Valentine Day. Karena perayaan tsb sama sekali tidak ada dalam Islam. Janganlah kita terjerumus pada taklid yg membabi buta yg akan membawa kita dlm kesesatan. Sadarlah hai Saudaraku..! Ini semua adalah sebagian kecil dari konspirasi 'mereka' untuk menghancurkan Islam. "Orang2 Yahudi dan Nasrani tdk akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka" (Q.S. Al-Baqoroh: 120). Maka berhati-hatilah. Wallahu'alam bisshowwab.

Rosulullah SAW: Suri Teladan dalam Kepribadian dan Kepemimpinan

on Senin, 24 Mei 2010

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi  orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(Q.S. Al-Ahzab: 21)

Sebagai Pribadi Muslim

Sebagai pribadi muslim banyak yang harus kita teladani dari Rosulullah SAW. Rosulullah SAW senantiasa menjaga dan meningkatkan kebersihan, kesehatan, dan keindahan badannya secara islami.  Dalam hubungannya dengan sesama manusia (hablumminannas), Rosulullah SAW senantiasa membiasakan diri dengan ahlakul karimah (ahlak yang terpuji) dan menjauhkan diri dari ahlak-ahlak yang tercela, serta giat beramal sholeh dan berbuat kebajikan yang dapat mamberikan manfaat bagi orang banyak. Begitu tinggi dan mulianya ahlak Rosulullah SAW sampai-sampai Allah SWT-pun memujinya dengan firman-NYA:
“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Q.S. Al-Qalam: 4)

Dalam diri Rosulullah SAW terdapat (paling tidak) sepuluh karakter atau ciri khas yang dapat kita teladani sebagai pribadi muslim, yaitu sebagai berikut:

1.    Salimul Aqidah (Akidah yang Bersih)
Salimul Aqidah (akidah yang bersih) merupakan sesuatu yang wajib ada pada pribadi setiap muslim. Dengan akidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat itu ia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-NYA. Dengan kebersihan dan kemantapan akidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah SWT sebagaimana firman-NYA yang artinya: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, semuanya bagi Allah Tuhan Semesta Alam” (Q.S. Al-Anaam: 162). Karena akidah yang bersih merupakan sesuatu yang penting, maka dalam dakwahnya kepada para sahabat (terutama pada saat di Makkah), Rosulullah SAW mengutamakan pembinaan akidah, iman dan tauhid.

2.    Sahihul Ibadah (Ibadah yang Benar)
Shahihul ibadah (ibadah yang benar) merupakan salah satu perintah Rosulullah SAW yang penting. Dalam salah satu hadist, beliau bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”. Dalam ungkapan ini maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam melaksanakan setiap ibadah kita haruslah merujuk kepada sunnah Rosulullah SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan (bid’ah).

3.    Matinul Khuluq (Ahlak yang Kokoh)
Matinul Khuluk (ahak yang kokoh) merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah SWT (hablumminallah) maupun dengan sesama mahluk-mahluk-NYA (hablumminannas). Dengan ahlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia maupun di ahirat. Karena begitu pentingnya memilki ahlak yang mulia bagi manusia, maka Rosulullah SAW diutus untuk menyempurnakan ahlak manusia, pun Rosulullah SAW selalu mecontohkan kepada umatnya  tentang ahlak beliau yang teramat agung, sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran: “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memiliki ahlak yang agung” (Q.S. Al-Qalam: 4).

4.    Qowiyul Jismi (Kekuatan Jasmani)
Qowiyul jismi (kekuatan jasmani) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim harus memiliki daya tahan yang prima, sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat, dan haji merupakan ajaran Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah SWT dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Sebagaiman sabda Rosulullah SAW dalam sebuah hadistnya, yang artinya:  “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah” (H.R. Muslim).

5.    Mutsaqqoful Fikr (Intelek yang Berfikir)
Mutsaqqoful fikr (intelek yang berfikir) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting dalam kehidupan ini. Karena salah satu sifat Rosulullah SAW adalah fatonah (cerdas). Al-Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang mengajak manusia untuk berfikir.  Misalnya saja: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katankanlah: ‘Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.’ Dan meraka kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan.’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-NYA kepadamu supaya kamu berfikir.” (Q.S. Al-Baqorah: 219). Di dalam ajaran islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali kita mulai denagn aktifitas berfikir. Karenanya, sebagai seoarng muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.

6.    Mujahadatul Linafsihi (Berjuang Melawan Hawa Nafsu)
Mujahadatul linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri setiap muslim. Hal ini karena manusia memilki kecenderungan antara yang baik dan yang buruk.  Melaksanakan kebaikan dan meninggakan keburukan merupakan suatu pekerjaan yang teramat sulit dan membutuhkan kesungguhan. Kesungguhan itu aka ada manakala seseorang berjuang melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, sebagaiman sabda Rosulullah dalam hadistnya, “ Tidak beriman dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (H.R. Hakim).

7.     Harishun Ala Waqtihi (Pandai Memanfaatkan Waktu)
Harishun ala waqtihi (pandai memanfaatkan waktu) merupakan faktor terpenting dalam melahirkan pribadi-pribadi muslim yang unggul dan berkualitas. Sampai-sampai dalam hal ini, waktu memperoleh perhatian yang teramat besar dari Allah SWt dan Rosulullah SAW. Allah SWT telah banyak bersumpah dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu, di antaranya: wal fajri, wad dhuha, wal ‘ashri, wal laili dan seterusnya. Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam selama sehari-semalam. Dari waktu yang 24 jam tersebut, ada manusia yang beruntung, dalam artian mereka bisa memanfaatkan waktu tersebut dengan kebaikan dan mengisinya dengan hal-hal yang bernilai ibadah. Namun adapula yang sebaliknya, banyak pula mereka yang rugi dalam memanfaatkan waktu yang 24 jam tersebut. Kebanyakan dari mereka menyia-nyiakan waktu dan menggunakannya untuk hal-hal yang tiada mafaatnya. “Waktu ibarat pedang”, yang bila kita dapat menggunakannya dengan baik, maka ia akan bisa menjadi senjata yang sangat hebat. Namun bila kita tidak dapat dan salah menggunakan waktu, maka ia akan menjadi bumerang yang akan berbalik mengancurkan kita.

8.    Munazhzhamun fi Suunihi (Teratur dalam Suatu Urusan)
Munazhzhamun fi suunihi (teratur dalam suatu urusan) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang berkaitan dengan masalah ubudiyah (ibadah) maupun muamalah (kemasyarakatan) harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah SWT menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.

9.    Qodirun Alal Kasb (Memiliki Kemampuan Usaha Mandiri)
Qodirun alal kasb (memiliki kemampuan usaha mandiri) merupakan sesuatu hal yang harus ada pada diri setiap muslim. Perjuangan dalam menegakkan Islam akan dapat lebih mudah dilakukan manakala seorang muslim mempunyai kemandirian ekonomi. Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh kaya, dan bahkan memang harus kaya. Agar ia bisa memberikan kontribusi yang lebih besar dan lebih ‘real’ dalam menegakkan dakwah Islam, serta dapat menjalankan syariat Islam secara kaffah. Untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam, sebut saja ibadah haji, umroh, zakat, infaq, shodaqoh, dan sebagainya memang memerlukan ‘financial’ yang tidak sedikit, dan ‘hanya’ bisa dilakukan oleh orang-orang yang secara ekonomi sudah mapan dan berkecukupan. Oleh karena itu perintah mencari nafkah sangat banyak kita jumpai dalam Al-Qur’an  maupun hadits dan hal ini memiliki keutamaan yang amat tinggi.

10.    Nafi’un Lighoirihi (Bermanfaat bagi Orang Lain)
Nafi’un lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain) merupakan sebuah tuntutan Islam bagi setiap muslim. Manfaat yang dimaksud di sini tentu saja manfaat yang baik, sehingga di manapun dia berada, orang di sekitarnya akan merasakan keberadaannya. Jangan sampai keberadaan kita sebagai seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaan kita tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya maksimal untuk bisa mengambil peran yang baik di masyarakatnya. Berkaitan denagn hal ini, Rosulullah SAW bersabda, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (H.R. Bukhori dari Jabir)

Keteladanan Sebagai Pemimpin

    Ada empat karakter seorang pemimpin yang telah dicontohkan Rosulullah SAW kepada kita, yakni sebagai berikut:

1.    Keteladanan dalam berkeyakinan kepada Allah SWT
Apabila seorang pemimpin kurang dekat dengan Allah SWT, maka sikap dan kebijakannyapun kurang terarah dan kurang memberikan kemanfaatan yang banyak bagi para pengikutnya. Seorang pemimpin yang taat kepada Allah SWT, dia akan menjadikan segala kebijakannya berorientasi kepada kemaslahatan umat dan menghindari hal-hal yang kurang bermanfaat dan sia-sia.

2.    Keteladanan dalam Ahlak
Rosulullah dan para sahabat telah mencontohkan, bagaimana ahlak yang baik dan mulia, dalam membawa perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dengan ahlak yang baik, hati seseorang dapat tersentuh walaupun pada awalnya ia kurang suka. Seseorang Yahudi buta yang sangat membenci Rosulullah SAW dapat masuk Islam, karena ahlak mulia Beliau (Rosulullah SAW). Tak pernah lupa Beliau selalu menyuapi orang buta itu setiap hari, walaupun Rosulullah sendiri dicaci maki dan dihina setiap hari. Tapi Beliau terus sabar dan iklas, bahkan Rosulullah SAW-pun selalu mengelus punggung orang buta tadi, layaknya kepada anak kecil.

3.    Seorang pemimpin adalah seorang yang harus lebih banyak berkorban dari pada pengikutnya.  Seorang pemimpin harus berani dan iklas mengorbankan apa yang dia miliki, mulai dari mengorbanka waktu, pikiran, dan hartanya untuk kepentingan bersama. Tak hanya sekadar mengarahkan dan meniru, tapi dia bersama-sama pengikutnya melakukan pula pekerjaan yang diperintahkannya. Hamper semua peperangan dalam rangka dakwah Islam  selalu diikuti oleh Rosulullah SAW, bahkan beliau juga sebagai panglima.

4.    Keteladanan sebagai ‘problem solver’
Rosulullah SAW-pun selalu dapat memberikan solusi jika terjadi konflik atau masalah. Beliau bahkan dapat dengan bijak menyikapi dan menyelesaikan perbedaan pendapat yng terjadi di antara pengikutnya. “ Jika pemimpin dapat memberikan keteladanan, Insyaalah perubahahn ke arah yang lebih baik dapat terjadi. Pemipin itu ibarat sumber mata air di hulu. Bila di hulu airnya keruh, maka ke bawahnya akan keru juga. Jika dari sumbernya airnya telah bersih, maka ke bawahnya-pun insyaallah akan bersih juga.

Oleh karena itu, jadilah pemimpin yang dapat memberikan keteladanan bagi lingkungan sekitar. Kita semua adalah pemimpin, maka kita harus dapat menjadi contoh yang baik bagi orang lain, dalam setiap sikap dan tutur kata kita. Mari kita menjadi pribadi muslim yang memilki hati mulia. (berbagai sumber)

on Jumat, 21 Mei 2010


" Sebuah Mukadimah yang Keluar dari Hati yang Gelisah Akan Kerinduan Untuk Berkumpul bersama Orang-orang yang Rindu akan Perjumpaannya dengan Allah SWT, Rabb Pengenggam Semesta Alam "


 

sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu


bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan


sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu


bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan


kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya


terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami…


rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu


hidupkan dengan ma'rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela


rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu


hidupkan dengan ma'rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela


kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya


terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami…
ya Robbi bimbinglah kami…
ya Robbi bimbinglah kami…



 

" Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah Swt, syair di atas saya ambil dari sebuah lagu milik Izzatul Islam yang berjudul 'Rabithah'. Sebuah lagu yang barangkali dapat menggambarkan secercah keindahan yang timbul dari ukhuwah Islam. Sebuah ikatan persaudaraan yang dilandasi akan kecintaan kita pada-Nya. Sebuah kebersamaan yang mengharapkan ridho dan keiklasan-Nya. Kebersamaan yang tak hanya sekadar berkumpul yang tanpa makna yang pasti, namun lebih dari itu, sebuah kebersamaan, persaudaraan, persatuan, yang dihiasi indahnya nilai-nilai keislaman, yang berbingkaikan ketaatan dan ketawakalan kita pada-Nya. "

 
" Marilah kita bersama-sama menjalankan syri'at Islam secara kaffah di setiap lini kehidupan, belajar untuk bisa memberikan manfaat pada sesama, mencari apa makna dan amanah apa yang harus kita jalankan dalam hidup ini, serta berusaha untuk istiqomah dalam kebaikan.. Dalam upaya meraih keridlo'an Allah swt."